Kamis, 11 Februari 2021

Karena JANJI

Ketehuilah Kawan !!!
Saya bukanlah orang yang pandai akan "CINTA"
Saya juga pernah merasakan apa yang kalian rasakan.

Kata "sulit melupakan bukan berarti mudah untuk menerima kembali". Adalah kata yang selalu Saya ucapkan saat jatuh dan terpuruk 2 tahun lalu. Aku sama seperti kalian, layaknya wanita biasa yang lemah dihadapan orang yang dicintai. Aku juga pernah kecewa, pernah sedih bahkan menangis karena "Cinta".
Dia yang Saya anggap istimewah
Dia yang Saya anggap sempurna
Dia yang membuat Saya untuk tidak memakai topeng kepalsuan lagi diwajah
Dia yang selalu memberi teka-teki disetiap harinya dengan kata-kata dan sikap dinginnya
Dia yang berjanji untuk selalu ada untuk Saya
Dia yang mengajari Saya untuk kuat dan tak jadi penakut 
Dia yang mengajari Saya untuk selalu menikmati hidup
Dia yang mampu mengubah sedihku menjadi bahagia
Dia yang berjanji untuk kembali 5tahun lagi dan juga membuat Saya berjanji menunggu dalam kesendirian.
Dia, Dia dan Diaaa....
Dia Saya anggap istimewah, namun harus Saya antarkan pada wanita lain. Dengan kalimat "cari miki pacar disitu"
Kalimat itu sering sekali menjadi perdebatan buat Kami berbulan-bulan. Mungkin segala macam cara telah dilakukan telah Dia lakukan agar Saya tidak mengucapkan Kata itu lagi dan lagi. Dia pernah Marah bahkan sampai Menangis karena Saya mengulang Kalimat itu terus untuknya. Dia juga pernah setiap kali Saya mengucap Kata "Cari" Dia sudah mematikan telfon, dan menelfon kembali dan bertanya sudah selesai kalimatnya. Sampai akhirnya Dia berada menemukan trik lain yaitu berpura-pura tidak mendengar jika Kalimat itu Saya ucapkan.

Sampai pada akhirnya mengembalikan Kalimat itu ke Saya. Mata Saya langsung berembun seakan ada yang akan menetes dan suara Saya seakan menghilang.
Kenapa suruh cari orang disini ???
Kenapa tidak Kita saja yang cari disana ???
Tugas Saya sebagai laki-laki bertahan, kalau Kita mau pergi jangan jadikan Saya alasan. Atau meminta Saya mencari Pelampiasan.
Halo, Halo... Kenapa ??? Kenapa kii Diam ???
Tidak  enakkan rasanya disuruh seperti itu. Tau kii berbulan-bulan Saya tahan ini pertanyaanKu ke Kita. Karena tidak mauka suruh ki bikin hal Bodoh seperti ini, tidak mauka bikin kii nangis,  cukup Saya. Sekarang pasti nangis kii toh Kuu tanya begitu. Hari ini Ku paksa sekali mii ini dirikuu tanya kii begini. Karena Kuu tau tidak tau kii mau bilang apa.

Saya yang saat ini hanya terdiam dan mengalami kebanjiran Airmata. Hanya menjawab Lirih dan suara serak, MARI BERTAHAN LAGI DENGAN JARAK. MARI MENGALAHKAN JARAK BERSAMA-SAMA.
Kami Bertahan !!!

__Berbulan-bulan__
Sampailah Saya pada titik dimana Sosia Media salah seorang terdekatnya membagi kisahnya yang sering menjadi bahan bercandaan teman-temanya karena kalau Mereka sama hanya Dia yang sendirian. Kalimatnya "Bukan tawwa Dia tidak laku, bukan juga Dia sendirian. Cuman dipisahkan jarak, LDRan nyiksa pastikan. Diiringi tawa teman-temannya dan dibalas dengan Senyum lirihnya".
Saya tau saat itu pasti Dia sedang terluka, hatinya pasti sedang bertanya-tanya benar tidak sih LDRan menyiksa ? Enak yah mereka jalan sama pasangan masing-masing. Kerena itupula yang Saya rasakan setiap kali teman-teman Saya bersama pasangannya.
Dikepala Saya mulai lagi muncul keinginan untuk memintanya mencari pacar disana. Tapi, takut untuk Saya sampaikan. Entah bagaimana inti awalnya, Saya lalu menemukan Ide untuk menceritakan kalau saat ini Saya sedang punya Kakak laki-laki yang bisa ditemanin ngobrol dan berbagi kisah Kita berdua. Dia hanya merespon dengan meminta nomernya, "kan itu Kakak.ta berarti juga bisa jadi KakakKukan, nomernya kirim yah", "iyye nanti Saya kirimkan kii".
Entah apa yang mereka komunikasikan melalui telfon mereka, saya juga tidak tau. 

Sampai pada masa Saya merasa sudah waktunya buat Dia untuk cari Adik (Adik Saya jadikan alasan agar Dia merasa tidak Saya suruh mencari pacar). 
"Kak', ini sudah penerimaan mahasiswi barukan ? Cari kali satu Adik buat Kita temani ngobrol.
Untuk apa ?? Jangan kii macam-macam deh
Ih, sembarang lagi itu na fikir, suruh cari Adik buat ngobrol bukan cari P A C A R !! (Saya menebalkan huruf untuk tidak membuatnya curiga) kan Saya sudah punya teman cerita tentang Kita, Kita juga cari mii Ade' yang biasa diteman cerita tentang Saya. Kan impas nanti juga Ade kasih nomernya ke Saya, biar Saya juga ngobrol.
Iyye nanti nah, tapi tidak harus Ade nah. Seumuran boleh atau bahkan yang lebih tua dari saya juga toh. 
"ih,, jangan yang tua nanti tidak bisa ngobrol dengan Kita".
Emmmmm.. 

Saat itu Saya rasanya seperti sedang mengantarkan hidup Saya pada tujuan yang tidak tau dimana ujungnya. Kekuatan Saya mengelurkan kalimat-kalimat itu diiringi deraian Air Mata yang tak tau dapat berhenti atau tidak. Hati Saya seakan sedang tidak kompak, satu sedang menanggung sakit yang satu sedang mengalami kelegahan. Jantung Saya seperti sedang berlari jauh meninggalkan Saya dan mengejar Kekuatan. Seperti yang sering Dia katakan Saya harus Kuat akan segala hal, saat itu ajarannya Saya buktikan. Ingin sekali rasanya saya berteriak.
"Saya sedang lemah"
"Saya sedang mengeluarkan butiran Air dari Mataku"
"Tolong, Saya sedang melawan Diri Saya sendiri Sekarang".

__Bertahun__
Akhirnya untuk pertama kalinya dengan semangatnya Dia menceritakan seorang wanita kepada Saya, menceritakan kekagumannya. Yah,  pada Adik Kami berdua. Tumben-tumben Dia menelfon Saya, tidak menanyakan Kabar Saya. Kami termasuk orang yang jarang sekali telfonan, Kami lebih nyaman untuk mengobrol dalam dalam Dunia tulisan. Karena Dia tau Saya lebih hobi menulis daripada bercerita. Seperti kisah Kita sekarang ini, sedang Saya tulis dan tidak pernah Saya ceritakan. Sebenarnya Saya sedang happy karena akhirnya Dia memiliki antusias terhadap sesuatu selain hobi olahraganya. Tapi, disisi lain berarti Saya haru mengatur langkah selanjutnya untuk mundur secara perlahan. Menjadi pendengar untuk kisah Mereka. Saya tau saat ini Dia sedang mengagumi Adik Kami, yang memang sengaja Saya minta. 
Bukankah itu yang Saya inginkan ???
Bukankah itu tujuan awal Saya ???
Lalu kenapa sekarang Saya rasanya memunculkan rasa penyesalan. Penyesalan Saya bahkan memuncak setelah Saya ketahui bahwa mereka habis melakukan perjalan liburan bersama teman-temannya, tanpa sepengetahuan Saya dan seisin Saya. Saya merasa tidak berhak mempertanyakan hal ini kepada Mereka. Akhirnya Saya menyimpannya sendiri, telah banyak Saya mendengar cerita kedekatan Mereka. Dimulut Saya ucapkan "Alhamdulillah", tapi dihati Saya tidak begitu. Waktu berjalan begitu cepat sampai pada akhirnya pilihan Saya untuk mundur perlahan sudah semakin jauh. 
"Saya serasa hidup diatas ketidakpastian"
"Saya serasa berjalan tanpa tujuan"
"Saya terus menyalahkan keputusanku untuk mendekatkannya pada oranglain"
"Saya kalut, Saya pusing dan Saya bimbang"
Apalagi, Dia sekarang serasa tidak menyadari kemunduranku dan penarikan diriku darinya. Kepekaannya terhadapku seakan menghilang, ditutup kekagumannya pada Adik Kami. 

Bersamaan dengan itu keegoisan Saya mulai muncul. Saya ingin kembali hidup setelah 2bulan terakhir ini mengalami kematian, Saya memintanya untuk tidak lagi membagi kefokusannya. Saya ingin waktunya seratus persen buat Saya sekarang.
Lalu bagaimana Kisah dengan Adik Kami ??
Saya menutup Mata dan Telinga tentang Dia, komunikasi Kami juga tidak berjalan seperti biasa karena memang Saya yang memutuskan mengurangi komunikasi setalah Mereka menutup perjalanan bersama Mereka beberapa bulan yang lalu.

Saya berfikir setelah Dia kembali kepadaku, Saya akan bahagia. Tapi ternyata tidak, Saya merasa dibahagiakan dengan kepalsuan yang dibuat. Saya merasa sangat bahagia, tapi Dia seakan membahagiakan Saya hanya dengan kepalsuan. Saya merasa zona Dia tidak sepenuhnya Saya lagi. Seakan Dia seperti ada yang menahan dan mengganggu fikirannya. 
"Salahkah jika Saya mempertahankan kebahagian ini ??"
Sampai akhirnya keegoisanku menyebabkan 3 hati terluka. Hatiku, Hatinya, dan Hati Dia !!
Skenario yang Saya buat, untuk Saya atur semauku akhirnya buyar dan tak berjalan dalam kendaliku.
Saya lupa ada Allah, Yang Maha Mengatahui dan Maha Mengatur Segalanya.
Saya lupa meminta sama Allah untuk menyetujui skenario yang Saya buat. 
Saya lupa, Saya tidak memiliki kemapuan untuk mengatur Hati orang. 
Saya Lupa....!!!
Saya sedang bermain-main dengan Perasaan dan Hati orang.
Ingin rasanya Saya mengantarkannya pada Dia yang membuatnya kagum saat ini. 
Tapiii.. 
Saya.. 
Tidak Kuat !!!

Pada akhirnya Saya memilih jujur dan menceritakan semua skenario yang telah Saya buat untuk Dia. Lalu, Dia hanya bertanya kepada Saya
"De, bagaimana rasanya hatita sekarang ??
"Bagaimana perasaanta sekarang ??
"Tidak usah dijawab De', pasti sekarang Kita nangis toh. Q tau ji De' bukan ini yang diharapkan sebenarnya dengan skenariota toh"
"Maaf K' !!"
"Itu jii memang Kata kalau bikin kesalahan kii, Kenapa tidak pernah kii membala Diri atau bertahan dengan keputusanta ??
"Kenapa selalu ji Kata Maaf yang keluar, kalau merasa kii benar berjuang kii"
"Ini mii kadang sikapta yang bikinka selalu khawatir, selalu kii mau dipojokan dan tidak mau kii melawan". 
"kenapa kaa berani akhir-akhir ini tinggalkan komunikasi dari Kita, karena berharapka berani bertanya dan mempertanyakan kenapaka".
"Pasti penasaran kii bagaimana Saya sama D......, Ku kasih tau kii juga kagumka kedengan kemapuannya"
"Tapi tidak sama sekali Saya lupa kii".
Lagi dan lagi Dada Saya tiba-tiba serasa sesak dengan responnya. Dia masih masih mempertanyakan hati dan perasaanku sementara Saya berbulan-bulan bermain-main dengan perasaannya

"Kak jangan kii maini hatinya orang, tanya kii siapa tau nasuka kii, Jalani mii. Bisa jii itu rasa Kagum berubah jadi Cinta".

Singkat, padat dan jelas. 

"Iye De', Baik-baik kii nah. Jangan terlalu gengsian dan kurangi egoista. Kabarika kalau tidak kuat kii. Assalamualaikum !!"

Akhirnya Dia berjalan sendiri, dan Saya mengetahui beberapa wanita telah mengiringi langkahnya dan berjalan terus menjauh dariku. Hingga yang terlihat oleh Saya hanyalah coretan kertas ini. 
Dia tak nampak begitu jelas lagi olehkuu. Kak terima kasih untuk semua kisah, pengalaman dan perjalan serta perlajarannya beberapa tahun ini. Maaf untuk semua sikap dan keegoisan Saya. Sampai bertemu dalam kisah, sikap dan tingkah yang lebih baik.
Saya tidak akan pernah mengucapkan selamat tinggal pada siapapun. Apalagi pada Dia, Saya juga tidak akan mengubur rasa ini. Karena Saya yakin saat ini Dia juga tidak akan mengubur rasa Kami. 
Jika semuanya membaik cerita ini akan pertama kali, Saya kirimkan untukmu !!


Berbulan-bulan Saya serasa mati dalam pencarian dan pertanyaan kemana Saya akan membawa Rasa ini. Saya terus berada dalam Zona mempermaikan perasaan yang orang lain berikan kepadaku. Karena raga Saya berjalan bersama, tapi hati Saya tidak.
Hingga disuatu malam Saya merasa benar-benar sendirian. Dia tak lagi datang menemani, Dia tak pernah lagi ada untuk Saya. Dia mungkin sudah melupakan Saya, kenapa Saya tidak mencobanya juga. Ditengah perjalanan Saya melupakannya, Saya lalu tertegun dengan Kata
"JANJI"

Kami pernah berikrar suatu janji. Kalau sekarang Kami tidak lagi bersama, bagaimana dengan janji Kami waktu itu. Akhirnya Saya mencari tau bagaimana janji jika tidak terpenuhi. (Janji adalah sesuatu yang harus dipenuhi). Singkat cerita kerena berbagai informasi yang Saya dapat tentang Janji. Saya memutuskan untuk membatalkan Janji Kami. 
Saya lalu mencari sosial medianya untuk pertama kalinya setelah Saya memblock nomernya. Melalui pesan Saya meminta untuk mundur dalam perjanjian yang telah Kami buat diawal kisah Kami. Dia tidak merespon sama sekali permintaan Saya itu. Mungkin Dia tidak membacanya itu menurut Saya, kalaupun sudah dibaca dan tidak direspon. Setidaknya Saya telah melepasakan Diri dari ikatan yang Saya juga tidak tau apakah melepaskan secara sepihak ini benar caranya. Atau masih ada tali-tali kecil yang tidak terlihat sehingga masih belum Saya lepaskan.
Kisah Saya ini Saya lanjutkan setelah hari ini Saya merasa mampu membuka Hati untuk oranglain !!
Membuka Hati bukan berarti Saya telah berpacaran dengan oranglain. Kerena dengan Dia dulupun Kami tidak terikat dalam Kata Pacaran, Kami mejalani. 
Bertahun-tahun Saya menutup rapat Kisahku ini, dalam Buku. Karena Saya lagi-lagi berjanji untuk membagikan kisahku setelah Saya mampu melupakan dan sanggup menjawab pertanyaan. 

Beberapa bulan Saya menutup luka, agar terlihat seperti keramik Kaca tanpa cacat dari luar dan berkilap. Tapi, seindah apapun Keramik dari luar tetap saja. Yang didalam memiliki serpihan garis dan lubang. Dari dulu pertanyaan ini sering ditanyakan kepada Saya
"Kenapa Anda tak pernah terlihat Sedih ??
"Kenapa Anda tak pernah terlihat Sakit/Patah Hati  ??
"Kenapa Anda selalu mampu untuk tersenyum dalam kondisi apapun ??
Untuk pertanyaan-pertanyaan ini Saya juga masih belum menemukan jawabannya !! 
Kekuatanku mengganti air mata menjadi senyum dan Sedih menjadi tawa didepan orang-orang sampai saat inipun masih Saya cari tau jawabannya.
Namun, katika cerita ini Saya tulis. Saya menemukan jawabnya, itu semua karena Allah. Karena pada saat lanjutan kisah ini Saya tulis, Saya sedang berjuang mengenal Allah lebih jauh. Dan jika saya ditanya pertanyaan-pertanyaan itu sekarang jawabannya cuman satu "Allah"
Kata Anji_Manji jangan lupa senyum hari ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar